Kunjungan Situs Budaya
Kunjungan Situs Budaya
Hipermawa Koperti PNUP kembali mengadakan kunjungan situs. Kunjungan situs ini merupakan salah satu program kerja dari bidang Dikbugi (Pendidikan Budaya dan Teknologi). Kegiatan ini diadakan dengan tujuan merawat situs-situs budaya yang ada di Kabupaten Wajo dan menambah wawasan tentang kearifan lokal di Kabupaten Wajo. Adapun situs yang dikunjungi pada kegiatan kali ini ada 3 yaitu Geddonge di lagosi, Matimpa Bujung di desa Sarasa, dan Allangkanangeng di desa We Cudai yang berada pada satu lingkup kecamatan yaitu kecamatan Pammana.
Situs pertama yang dikunjungi yaitu
Geddonge di Lagosi. Geddonge merupakan sebuah tempat untuk menyimpan
perlengkapan senjata dan hasil panen. Geddong e ini dibangun dimasa
pemerintahan Lasalawengeng To Tenri Rua Arung Matoa Wajo ke 30. Pembangunan Geddonge
ini dalam rangka penguatan kembali ekonomi dan militer kerajaan Wajo setelah
peristiwa Rumpana Tosora. Masyarakat dapat melakukan aktivitas simpan pinjam.
Keuntungan dari aktivitas ekonomi biasanya diberikan senjata untuk penguatan
militer.
Berbeda dengan zaman dulu, sekarang
sudah tidak lagi aktivitas ekonomi hanya terdapat makam-makam orang terdahulu
di dalamnya. Diantaranya adalah Datu Makkulawu, Datu Ballabugisi (beliau adalah
seorang perempuan), Datu Ballatinggi (beliau juga perempuan) dan Datu Kafe Andi
Mappanyompa. Sedikit pengetahuan, Datu Kafe Andi Mappanyompa dinamakan “Datu
Kafe” karena konon kelainan yang terdapat pada fisiknya.
Bagian dari bangunan Geddonge sudah
diperbaiki sebelumnya, contohnya pintu masuk. Akan tetapi, untuk dinding dan
tanaman yang menjulang tinggi, sudah ada jauh sebelum beliau, yaitu Pak
Iskandar menjadi orang yang menjelaskan tentang situs ini. Diluar bangunan,
juga terdapat sebuah makam anak cucu dari Datu Kafe Andi Mappanyompa yaitu Andi
Pasamangi, Andi Maggalatung, dan Andi Simpurusia.
Orang yang melakukan kunjungan di
situs ini dilarang untuk mengambil benda apapun. Hal ini dikarenakan,
ditakutkannya ada yang menyalahgunakan apapun yang berasal dari sana yang
kemudian akan menjadi hal yag bertentangan dengan agama.
Situs selanjutnya yaitu Matimpa Bujung di desa Sarasa. Secara etimologi matimpa bujung berasal dari dua kata,
matimpa artinya mengambil dan bujung artinya sumur. Jadi matimpa bujung
merupakan kegiatan mengambil air sumur. Matimpa bujung merupakan salah satu adat istiadat
masyarakat yang bermukim di daerah Sarasa Kecamatan Pammana.
Pelaksanaan Matimpa bujung umumnya dillakukan setelah panen
masyarakat setempat. Hal ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Kegiatan utama dari kegiatan ini adalah menguras sumur
sampai kering yang kemudian dirangkaian dengan kegiatan Mappadendang dan makan
bersama. Keberadaan matimpa bujung ini memberikan nilai positif bagi
masyarakat. Karena dengan matimpa bujung ini kolektivitas masyarakat dapat
terbangun.
Konon katanya, sumur ini merupakan
sumur yang sering di tempati mandi oleh Sawerigading dan juga We Cudai. Maka
dari itu masyarakat yakin bahwa ada percikan-percikan kebaikan dikarenakan
Sawerigading dan We Cudai yang merupakan orang-orang hebat. Kuatnya sakralitas
orang dulu sehingga menyakini bahwa air yang terdapat sumur ini dapat
menyembuhkan penyakit.
Situs terakhir yaitu Allangkanangeng (We Cudai) di
desa We Cudai. Allangkanangeng ini merupakan tempat berdirinya kerajaan Cina.
Posisinya yang tinggi sehingga ada yang berpendapat bahwa jika dulunya tempat
ini merupakan daratan yang dikelilingi lautan.
Di tempat ini juga terdapat makam We Cudai yang merupakan Ratu kerajaan
Cina. Tidak jauh dari makam, terdapat
serpihan bangunan yang diyakini tiang utama istana kerajaan ( posi bolana ).
Bukan hanya makam beliau, tetapi menurut Pak Tajudding yang merupakan seorang penjaga situs mengatakan bahwa ditempat ini juga terdapat makam Fetta Imam Pammana (Imam pertama di Pammana). Selain itu, disitus ini terdapat banyak bangunan miniatur rumah. Kabarnya, orang-orang menaruh miniatur tersebut sebagai pengharapan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar memiliki rumah. Mereka memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Belum ada Komentar untuk "Kunjungan Situs Budaya"
Posting Komentar